Sunday, May 6, 2007

PENERIMAAN MASYARAKAT DAN FORUM SOSIALISASI HASIL STUDI TERHADAP “PENILAIAN EKONOMI SISTEM ENERGI NUKLIR UNTUK PRODUKSI LISTRIK DAN


PENERIMAAN MASYARAKAT DAN FORUM SOSIALISASI HASIL STUDI TERHADAP “PENILAIAN EKONOMI SISTEM ENERGI NUKLIR UNTUK PRODUKSI LISTRIK DAN


AIR BERSIH DESALINASI” DI MADURA[1]



Oleh : Sugiyanto[2]



PENDAHULUAN


Dalam rangka melaksanakan Propenas 2001-2005, dimana IPTEK (Termasuk diantaranya PLTN) diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan, berkeadilan, dalam rangka membangun kesejahteraan rakyat, ketahanan budaya di satu pihak dan menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta laju informasi yang sangat deras sehingga tidak dapat lagi kita bendung. Dalam rangka mendorong perkembangan percepatan penyerapan IPTEK dan iklim yang kondusif bagi peningkatan sumberdaya manusia dalam mengelola sumberdaya alam dan potensi yang dimiliki di masing-masing daerah maka perlu dilakukan kajian pengembangan kajian sosial budaya sebagai masukan awal dalam pembuatan kebijakan pemerintah khususnya dalam rangka menggalakkan investasi di dunia usaha.


Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi pemerintah, khususnya Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, dimana upaya percepatan IPTEK nasional harus tetap dalam koridor pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing sebagai tujuan utama. Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut perlu diupayakan iklim perkembangan IPTEK secara sehat yang mampu menumbuhkembangkan budaya IPTEK di lingkungan masyarakat. Dengan kondisi masyarakat Indonesia sebagai penganut budaya yang kental atau penganut kemapanan budaya, mayoritas penduduknya berpendidikan di bawah SLTP bahkan banyak yang tidak tamat SD serta masih sangat tingginya peranan tokoh masyarakat/tokoh agama dalam mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakatnya. Dalam kondisi tersebut di atas oleh Sosiolog Toynbee, disebut sebagai masyarakat yang sedang kehilangan fleksibilitas dan vitalitas serta memiliki struktur sosial dan pola pikir, pola sikap dan pola laku yang kaku, di lain pihak arus informasi begitu cepat mengalir dengan deras, sebagai dampak perkembangan IPTEK yang kehadirannya tidak dapat dibendung.


Dengan kondisi seperti itu, masyarakat sedang mengalami disintegrasi/masa transformasi atau masa krisis yang biasanya disertai hilangnya keharmonisan hidup dalam semua elemen, serta cenderung mengarah pada meletusnya perpecahan, kekacauan sosial serta banyak melanggar norma-norma hidup, khususnya adat-istiadat yang berorientasi pada perlindungan dan pelestarian alam dan pelanggaran larangan-larangan agama. Hal tersebut merupakan salah satu akibat sifat serakah dari sebagian kecil anggota masyarakat modern yang selalu menganggap remeh masalah-masalah yang berkaitan dengan adat istiadat dan agama yang mendiskreditkan hukum/aturan/nilai-nilai sebagai sesuatu yang tidak rasional dan diwarnai penuh dengan tahayul. Hal tersebut, mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam menyerap/membaca makna yang tersirat/tersurat dari hukum adat maupun hukum agama, sehingga dengan mudahnya mereka melanggar larangan tersebut. Selain dari pelanggaran norma-norma hidup di atas, hal tersebut dapat juga diakibatkan oleh kurangnya informasi dan ketidakmampuan mereka dalam menyaring/menyeleksi perkembangan Iptek yang sesuai dengan budaya bangsa. Yang menjadi pertanyaan sekarang, Pertama, “Apakah pernyataan dari sebagian masyarakat modern tersebut di atas, terhadap hukum adat dan hukum agama itu benar ?” kiranya perlu diadakan pengkajian lebih lanjut. Kedua, “Apakah perubahan sosial budaya akibat adanya pergeseran adat istiadat dan kebiasaan dalam masyarakat tersebut, serta timbulnya bencana alam yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini merupakan akibat adanya pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola laku.”


Pelanggaran norma-norma tersebut di atas ternyata berakibat negatif serta memiliki implikasi positif, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat, sekaligus memberikan bukti nyata, bahwa adat istiadat yang diwariskan para leluhur bangsa ini ternyata sangat baik dan dapat diterima secara akal/rasional, khususnya dalam menjaga kelestarian alam dan keharmonisan hidup. Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan IPTEK, diperlukan langkah-langkah dan upaya-upaya nyata yang sistematis guna mempersiapkan masyarakat dalam menerima, menyerap/mengadopsi perkembangan IPTEK dan derasnya arus informasi, dengan tetap berpegang pada adat istiadat yang ada pada masing-masing daerah, yang terbukti mampu menciptakan keharmonisan hidup antara manusia dengan lingkungannya.



TUJUAN


Adapun tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis :


1. Peningkatan kesadaran masyarakat di Madura akan pentingnya IPTEK (sistem energi nuklir untuk produksi listrik dan air bersih desalinasi), sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kesejahteraan mereka, khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.


2. Peningkatan kesadaran masyarakat di Madura dalam menghayati secara mendalam pengertian dan pemahaman tentang falsafah hidup yang tertera dalam ajaran agama dan adat istiadat/budaya daerah setempat dalam hubungannya dengan pengenalan dan pengembang-an IPTEK.


3. Peningkatan kemampuan kelompok masyarakat di Madura yang berperan sebagai change agent, innovator, immitator dan mass follower dan mampu memperkecil jarak mereka yang terasingkan (the alienated) pada semua bidang/sektor aktivitas kehidupan masyarakat, sebagai wujud keberhasilan pembudayaan terhadap IPTEK.



SASARAN


Secara umum sasaran dari hasil kajian ini adalah terpetakannya dan terinventarisasikannya unsur-unsur adat istiadat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan secara khusus sasaran studi ini adalah :


1. Tersosialisasikan unsur-unsur adat istiadat yang memiliki dasar ilmiah/ positif untuk senantiasa dapat terus dilestarikan.


2. Terpetakan dan terinventarisasikannya wilayah-wilayah pusat industri dengan memanfaatkan teknologi tradisional, yang dapat diberi sentuhan teknologi sederhana yang mampu menunjang kehidupan masyarakat serta mampu bersaing di pasar domestik dan pasar global.


3. Terpetakan dan terinventarisasikannya lembaga pembudayaan IPTEK yang ada di masing-masing daerah.


4. Tersusunnya rencana strategis dan program pembudayaan IPTEK dengan lembaga-lembaga terkait dalam menghadapi perkembangan IPTEK agar diperoleh apresiasi yang optimal pada masyarakat.


5. Terumuskannya visi, misi dan kebijakan strategis dalam perilaku masyarakat terhadap IPTEK.


6. Tersusunnya program kegiatan strategis pengembangan budaya IPTEK yang mampu menstimulir masyarakat guna memahami dan menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang menjangkau lapisan masyarakat hingga yang terbawah.




HASIL YANG DIHARAPKAN


Dari hasil kajian tentang penerimaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat terhadap kemungkinan pengembangan pabrik listrik dan air bersih desalinasi, diharapkan diperoleh:


1. Peta tentang tingkat penerimaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang terjadi di masing-masing daerah terhadap pengembangan IPTEK.


2. Inventarisasi dan identifikasi adat istiadat atau agama penyebab timbulnya kendala dalam perkembangan IPTEK, terutama kemungkinan berdirinya pabrik listrik dan air di Madura


3. Rumusan konsep-konsep kebijakan dalam pembudayaan IPTEK yang dapat menumbuhkan minat masyarakat dalam penerapan IPTEK, menuju masyarakat IPTEK yang berbudaya lokal dan ramah lingkungan serta harmonis.


4. Pembentukan kelompok kerja yang anggotanya terdiri dari institusi terkait, baik pemerintah maupun swasta serta para pakar dan para pemerhati sosial budaya, untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dan memfasilitasi kepentingan masyarakat menuju masyarakat IPTEK yang berbudaya lokal dan ramah lingkungan.



METODE KAJIAN


Lokasi studi dilakukan di empat kabupaten yang berada di Madura, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep yang ditentukan secara sengaja (purposive). Metode penentuan lokasi contoh di tiap-tiap kabupaten ditetapkan berdasarkan tipologi daerah (hasil resume dari semiloka yang disepakati oleh tim peneliti dan tim pakar) yaitu, meliputi tipe daerah perkotaan, tipe daerah pesisir, dan tipe daerah pertanian. Alasan utama penentuan tipe daerah tersebut karena adanya keragaman tingkat kemampuan masyarakat dalam menerima suatu inovasi IPTEK. Hasil observasi pendahuluan pada setiap daerah menunjukkan adanya keragaman kemampuan masyarakat dalam mengadopsi inovasi IPTEK pada ketiga tipe daerah tersebut.


Langkah berikutnya, pada setiap tipologi daerah tersebut ditetapkan secara “purposive” satu kecamatan dan satu desa contoh yang saling terkait. Artinya desa-desa yang terpilih berada dalam satu kecamatan contoh. Untuk kemudian ditetapkan responden tokoh yakni terdiri dari para tokoh masyarakat Non-Formal (seperti tokoh agama, guru, pemuka masyarakat lainnya) dan tokoh formal (Camat, Kepala Desa/ Lurah) yang berada dan menetap di tiap daerah contoh tersebut.



a. Metode Penentuan Responden


Penentuan responden dilakukan dengan menetapkan masing-masing tipe daerah sebanyak 20 responden tokoh Non-Formal dan 3 responden tokoh Formal. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan analisis tersebut meliputi :


1. Data primer, diperoleh melalui penelitian lapangan, berupa inventarisasi dan identifikasi setiap responden dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada responden tokoh masyarakat yang memiliki wawasan pembangunan daerah, wawasan IPTEK untuk masa depan, wawasan pelestarian sumberdaya alam demi pembangunan berkelanjutan, baik tokoh-tokoh non formal termasuk LSM, juga respsonden tokoh formal, bukan responden masyarakat awam.


2. Data sekunder, diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Instansi pemerintah daerah terkait, PLN, PDAM di masing-masing daerah dan referensi kepustakaan pendukung lainnya.








1) Makalah disampaikan dalam Sarasehan Ahli BATAN di Bandung, 11 – 12 Desember 2003




2) Dr. Ir. Sigiyanto, MS Peneliti Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya Malang


Friday, May 4, 2007

BERITA SMP MUPAT HARI INI

DI UMUMKAN BAGI KELAS SATU DAN KELAS DUA BAHAWA PADA HARI SENIN SAMPAI HARI SELASA DIADAKAN PEMBELAJAR DI RUMAH MASING-MASING DENGAN BIMBINGAN ORANG TUA MASING-MASING. DENGAN DEMIKIAN MAKA AGAR BERITA INI MENJADI PERHATIAN

BERITA UNAS SMP M 4 YOGYA

DALAM RANGKA MELAKSANAKAN UJIAN AKHIR SEMESTER BAGI KELAS TIGA, MAKA PEMBELAJARAN BAGI KELAS SATU DAN KELAS DUA DILAKSANAKAN DI RUMAH MASING MASING. DENGAN BERMAKSUD AGAR MEMBERI KETENANGAN BAGI KELAS TIGA YANG SEDANG UJIAN.

PELATIHAN INTERNET SMP M 4

Pada tahun pelajaran 2007/2008 akan melaksanakan pembelajaran dengan pola e-Lerning Sytem. maka dari itu semua sipitas akademika SMP Muhamadiyah 4 Yogyakarta bermaksud meyelengarakan Pelatihan Internet Yang Insya Allah akan dilaksanakan pada hari Selasa dan rabu tanggal 8-9 Mei 2003. dengan materi Browsing, e-mail dan Blog. yang bertempat di Warnet Intersat.